Community Reviews

Rating(4 / 5.0, 100 votes)
5 stars
31(31%)
4 stars
35(35%)
3 stars
34(34%)
2 stars
0(0%)
1 stars
0(0%)
100 reviews
April 17,2025
... Show More
"From Beirut to Jerusalem adalah mimpi abadi setiap orang palestina di pengasingan. diusir dan dibuang ke pengasingan sejak tanah air Palestina dirumah menjadi Israel pada 1948, jutaan warga yang merana di pengungsian di seluruh Lebanon, Suriah, Yordania, dan negara lain tak pernah berhenti berharap untuk dapat pulang dan memperoleh haknya kembali ke tanah air mereka. Jika bukan tahun ini, maka tahun depan mereka akan tiba di Jerusalem"

buku ini menceritakan tentang perjalanan dr. Ang Swee Chai seorang Cina yang tinggal di London yang menjadi sukarelawan di Beirut. Ia menceritakan tentang ketegaran dan kuatnya orang orang Palestina yang ia temui disana, dan ia tergerak untuk terus berjuang untuk mereka. mengumpulkan donasi dan bantuan internasional untuk membantu warga palestina hingga ia mendapat Star of Palestine.

ceritanya menarik dan sangat mengharukan. walaupun mungkin ada beberapa bagian yang agak membosankan karena detail setting yang diceritakan itu itu saja. akan tetapi, memang seperti itulah setting tempatnya.
April 17,2025
... Show More
astaqfirullah....
buku ini bener-bener menyentuh...
bagian yang bikin aku bener-benar kena di hati, saat salah seorang temen dr. swee cerita kalo ada anak kecil umur 3 tahun yang nglemparin batu ke tentara israel, tentara israel-nya siapamarah "Anak kecil tidak seharusnya ngerti cara seperti ini!!siapa yang ngajarin kamu?..anak kecilnya menjawab "kakakku"...trus tentara tadi minta anak kecil itu nganterin ke rumahnya dan bertemu dengan kakaknya..ternyata kakaknya adalah anak kecil umur 4 tahun..
see..siapa yang bisa disalahkan atas semua itu??!!!
buku ini membuat aku membuka mata atas nama yang sudah kusandang sejak lahir (chatila)..asal kata dari shatila...kamp pengungsian palestina di lebanon...
April 17,2025
... Show More
Kumpulan laporan yg jujur dengan penggambaran peristiwa di lapangan yg sangat mendetail saat si penulis terjun langsung di wilayah konflik Timur Tengah, dimana beliau adalah seorang dokter relawan medis yg juga seorang Kristen fundamentalis.

Dalam penyusunan bukunya ini, saya mengira bahwasanya penulis mendapatkan motivasi yg besar lantaran pengalamannya itu telah membuatnya tersentak dan sadar akan mana kebohongan semu dan kebenaran yg nyata, yg berangkat dari situ telah membawa penulis terbebas dari propaganda2 licik yg henda menguasai persepsi dunia. Dan barangkali itu pulalah beliau hendak menyampaikannya kepada masyarakat dunia yg sebenarnya terjadi "Siapa menjadi Siapa?"

Jika demikian, tidaklah mengejutkan jika buku ini tidak bertahan lama di AS, kemudian peredarannya dilarang.
April 17,2025
... Show More
http://duniavy.tumblr.com/post/114377...

Buku ini membuatku miris dan getir, bahkan aku tak sanggup membayangkan , akan seperti apa aku jika aku berada di sana.
Buku ini membuka mata kita agarlebih peka,
dan menyadari , bahwa sebagian dari saudara-saudari kita masih sangat menderita akibat perang.
April 17,2025
... Show More
Nice description about war and its aftereffects. Although i personally don't support the claims made by the author in this book. Its a good book to get a different perspective about Israel - Palestine conflict.
April 17,2025
... Show More
Dengan sistem cicil mencicil akhirnya selesai juga buku ini.. :D Sampai saat menulis review ini pun, setiap kali membayangkan ulang gambaran peristiwa yang dipaparkan di buku ini, tentang detail kondisi pengungsian dan penderitaan penduduk shabra dan shatila dan juga kamp2 pengungsi lainnya yang tersebar di lebanon, palestina ataupun di daerah perbatasan dengan israel, aku masih tetap merinding.
Buku ini layak dibaca semua orang. Bukan agar kita semakin membenci satu sama lain, membenci bangsa tertentu atau lebih parah agama tertentu, bukan..! Yang paling aku ingat dalam buku ini ada quote Dr. Swee yang mengatakan "Tuhan tidak pernah mengkhianati umatNya. Tetapi sekali lagi manusialah yang mengkhianati dirinya sendiri (dan kaumnya)" And i got chilled while writing this. Jadi konflik Palestina - Israel yang terjadi, itu bukan salahnya agama tertentu. Itu bukan konflik Islam vs Yahudi/Kristen seperti yang selama ini banyak dikesankan banyak orang. Karena biar gimanapun, rakyat Palestina yang beragama Yahudi/Kristen juga turut menjadi korban. Dalam sebuah peperangan semua adalah korban. Rakyat Israel pun ikut menderita. Orang2 Israel yang memiliki keluarga dan saudara yang berkebangsaan Palestina harus terpisah. Orang tua yang anaknya bertugas sebagai tentara harus rela melepaskan putra2 mereka bertempur di medan perang dengan resiko bisa kehilangan putra2 mereka untuk selamanya. Tidak ada kemenangan yang sejati jika dicapai dengan pengkhianatan terhadap rasa kemanusiaan. Konflik Palestina - Israel adalah akibat dari hawa nafsu orang2 yang haus kekuasaan. Orang2 yang sudah kehilangan rasa kemanusiaannya dan lupa bahwa dunia ini bukan hak mereka, tapi hakNya Sang Pencipta. Bukankah dunia ini adalah sebuah persinggahan buat kita? Dan selalu ada pilihan di tangan kita, apakah akan menciptakan surga atau kah neraka di dunia ini. Mari berhenti saling menyalahkan dan saling membenci. Mari berhenti mengkhianati sesama kita manusia. Mari kembali kepada ajaran Tuhan kita yang adalah "Sumber Kasih" dan menyalurkannya ke setiap insan manusia. Bukankah pasti akan terwujud sebuah "surga" di dunia ini?
If i could i would like to say thank you Dr. Swee for writing this book. Apa yang beliau tulis dan kisahkan dalam buku ini benar2 mengubah paradigma ku. Because i also used to be just like her, trapped in a wrong judgement.
April 17,2025
... Show More
Little has changed from the regime occupation...
April 17,2025
... Show More
This was such a hard book I have ever read. I wanted to know the story of Sabra and Shatila, it isn't something that we learn about here. I ended up finding this book. This is the most heartfelt empathetic story, it isn't about numbers and statistics, it's about people with names and families. I had panic attacks through it, my gut wrenched. I can't recommend this book enough. It should still be in print, I don't understand why it isn't. Even an ebook version would be good.
April 17,2025
... Show More
Buku ini benar-benar membuka mata pembaca bahwa peperangan yang terjadi antara Israel dan Palestina bukan lagi semata-mata tentang issue agama, melainkan issue kemanusiaan. Penulis menceritakan secara detail mengenai perjalanan kemanusiaannya. Berangkat sebagai seorang relawan dengan profesi dokter, penulis menceritakan mengenai suasana dan kondisi yang terjadi di Beirut. Tentang pembunuhan orang-orang Palestina, penyiksaan, penangkapan, hukuman tanpa dakwaan, dan bagaimana cara bertahan hidup. Tak jarang Israel menerobos masuk dan menyerang rumah sakit-rumah sakit yang notabene adalah salah satu tempat yang dilarang untuk dimasuki oleh tentara pada saat perang menurut hukum internasional. Tak jarang pula pers yang memiliki hak untuk meliput menjadi salah satu korban. Ang Swee Chai membuka secara gamblang bagaimana peristiwa yang terjadi, penanganan rumah sakit dengan fasilitas yang minim, termasuk ketakutan-ketakutan akan menjadi korban selanjutnya. Sudut pandang Ang Swee Chai dengan latar belakang kepercayaan yang berbeda dengan mayoritas penduduk asli Palestina, seharusnya membuat kita tersadar bahwa peperangan ini merupakan issue kemanusiaan yang sudah sepatutnya disudahi sejak lama.
April 17,2025
... Show More
Satu buku yang harus dibaca kerana penulis adalah malaysian dan bukan muslim yang mana beliau menyaksikan di depan mata tragedi sabra dan shatila. Beliau memainkan peranan aktif membantu mangsa tragedi tanpa mengambil kira agama.
Membacanya sungguh meracik hati membuat banyak kali berhenti dan buku terbiar kerana kekejaman yang tak terbayangkan
Tk penulis.. anda adalah hero kemanusiaan
April 17,2025
... Show More
Terima kasih Mudin kerana meminjamkan buku ini kepada saya. Sebelum memulakan pembacaan, semat di dalam hati, buku ini jauh bezanya dengan buku From Beirut to Jerusalem. Buku yang ditulis Friedman banyak ke arah pandangan seorang jurnalis.

Buku ini merupakan lebih kepada catatan peribadi/jurnal, rakaman pengalaman Dr Ang mengenai keadaan di Lubnan ketika bertugas di sana. Dr Ang merupakan seorang devout Christian yang mengabdikan diri dalam membantu penduduk Palestin yang hidup di dalam buangan. Berkali-kali hati saya bagai direntap apabila membaca kedaifan penduduk di sana, malahan apabila tragedi Shatila & Subra berlaku, saya rasa seolah tertikam hati. Tidak dapat saya bayangkan bagaimana Dr Ang mampu bertahan di sana, dengan mayat yang bergelimpangan, keadaan yang serba daif, sehingga ke tahap untuk melakukan pembedahan pun, menggunakan alat-alat tanpa sebarang perlindungan. Ketika ketiadaan elektrik, jururawat membantu menyuluh ketika Dr Ang melakukan pembedahan. Seolah-olah terbayang bagaimana keadaan bangunan yang berlubang-lubang, dan betapa daifnya mereka. Malahan bau busuk mayat. Itupun saya kira, penceritaan Dr Ang di'tone town' agar tidak termuntah kita membacanya.

Kualiti edisi terjemahan yang saya baca amat baik (tahniah unit Harakah kerana menghasilkan mutu terjemahan yang baik sekali). Saya mampu menjiwai catatan Dr Ang dengan sepenuh hati. Manakan tidak, saya mampu menangis taktala Dr Ang mengisahkan tentang Dr Chris yang bergolok gadai dan menyerahkan kehidupannya untuk terus kekal bersama orang Palestin. Dr Chris yang kemudiannya diberi pilihan untuk pulang ke negara asalnya, namun dia menolak kerana ingin bersama mereka, dan kerana besarnya jiwanya, dia sendiri sehingga ke tahap seperti rakyat Palestin - baju yang conpang camping, selimut buruk membaluti badan, malahan badannya kurus kering. Langsung tidak pernah menggambarkan dirinya sebagai seorang doktor yang hebat.

Selama ini, isu Palestin sering dipandang sepi, malahan saya sendiri tidak begitu menjiwainya. Penceritaan Dr Ang membuatkan saya sedar, begitu ramai yang tulus ikhlas, malahan sanggup berhenti kerja semata-mata untuk membantu mereka. Bukan sedikit yang mereka lepaskan pergi, kebanyakannya melepas jawatan tinggi di hospital dengan gaji yang banyak, kerana dasar perikemanusiaan. Sanggup pula berada di dalam kem tahanan yang diputuskan bekalan elektrik, air, dan tiada bekalan makanan selama hampir 3 tahun.

Saya kagum dengan ketulusan hati orang Palestin, dalam kedaifan masih lagi, murah hati, dan memuliakan tetamu. Masya Allah! Merekalah sebenarnya yang kaya. Kaya kerana tidak memiliki apa-apa, namun masih memberi dan memberi, ibarat semangat jihad sahabat Rasulullah SAW.

Banyak yang saya dapat simpulkan dari catatan ini, kecekalan hati mereka yang sanggup bergolok gadai dan mempertaruhkan nyawa. Tetapi saya malu dengan diri saya sendiri, sungguh saya malu. Kerana mereka yang meninggalkan segalanya untuk bersama rakyat Palestin. sudah pasti faham konsep meletakkan dunia di tangan dan bukan hatinya. Barangkali kalau saya berada di sana, mungkin trauma melihat segalanya yang terjadi. Adakah mudah untuk melihat mayat yang dikorek matanya, ataupun seorang ibu yang ditembak curi ketika mencari rumput untuk dijadikan makanan untuk 7 orang anaknya?

Isu Palestin bukannya isu asing, tetapi seharusnya sentiasa disemat di dalam jiwa, bahawa ianya isu kemanusiaan. Kalaulah air mata tidak gugur ketika membacanya, saya kira hati masih belum lembut untuk merasai penderitaan rakyat Palestin.

Heart wrenching! A keeper!
April 17,2025
... Show More
Buku yang menarik. Kupasan peristiwa yang sangat terperinci. Dr Ang Swee Chai yang pada mulanya merupakan penyokong Isr4el, berubah pendiriannya apabila berkhidmat menjadi sukarelawan di salah sebuah hospital untuk pelarian Palestin. Mengalir air mata membacanya..
Leave a Review
You must be logged in to rate and post a review. Register an account to get started.