Community Reviews

Rating(4 / 5.0, 100 votes)
5 stars
31(31%)
4 stars
35(35%)
3 stars
34(34%)
2 stars
0(0%)
1 stars
0(0%)
100 reviews
April 17,2025
... Show More
Pengembaraan Dr. Ang Swee Chai adalah perjalanan yang seharusnya dilalui oleh setiap insan. Setiap yang dilalui adalah pengalaman hebat dan meruntun perasaan. Beliau membawa pembaca mengenali dan memahami kehidupan rakyat palestin dan perjuangan mereka. Pengamalan yang dilaluinya benar-benar menyayat hati dan air mata akan berjuraian pada setiap cerita yang disampaikannya.
April 17,2025
... Show More
As most of its readers - bar one from ironically South Africa who seeks to defend the racist apartheid and cruel fanatic regime of Israel - I found this book a totally truthful and accurate depiction of what was an indefensible slaughter of men women and children in Sabra Chatilla by the Falangists, a 'christian' militia aided and abetted by Ariel Sharon's IDF - another brutal and cowardly army which dropped cluster, white phosphorus, and 'vacuum' bombs on civilian areas and on palestinian run hospitals in Beirut. Any suggestion that Israel was defending itself is rubbish and shown to be so by its subsequent slaughter of Gaza's civilians in 2004, 2008.2014 not to mention its ongoing killing of unarmed civilian protestors on the Gaza frontier by its brave sharpshooters.

April 17,2025
... Show More
Menjadi saksi kepada tragedi di kem Sabra dan Kem Shatila, Dr Ang Swee Chai mengenepikan sentimen agama bagi menjadi sukarelawan di Beirut. Kemanusiaan baginya tidak mempunyai sempadan agama meskipun beliau berpegang kepada ajaran Kristian dan mengetahui kisah seputar Israel dan Palestin seperti yang terdapat dalam Injil.

Atas kesedaran tersebut, beliau tampil memberi kenyataan kepada Suruhanjaya yang ditubuhkan bagi menyiasat tragedi Sabra-Shatila. Seterusnya, beliau menubuhkan Medical Aid for Palestin (MAP) yang sehingga kini memberikan bantuan perubatan dan penghantaran sukarelawan perubatan bagi membantu mengurangkan kesengsaraan pelarian Palestin di kem yang terpinggir.

Segala apa yang beliau saksikan ketika berada di Beirut, Jerusalem dan di kem-kem pelarian menginsafkan beliau bahawa akan harga sebuah kehidupan dan tugas yang perlu dilaksanakan bagi menjamin para pelarian mendapat hidup yang lebih baik, tidak kira sama ada diberi rawatan, mendapat makanan, pakaian yang sesuai atau hak untuk hidup. Malah kita yang membaca seharusnya lebih sedar kerana konflik di Palestin berlaku bukan disebabkan oleh serangan Israel sahaja tetapi perpecahan sesama orang Islam yang sanggup membunuh dan menjarah sesama sendiri tanpa rasa simpati.
April 17,2025
... Show More
From Beirut to Jerusalem, terbit 22 tahun yang lalu. Merupakan memoar yang ditulis oleh Dr Ang Swee Chai. Bercerita tentang kehidupannya sebagai seorang relawan dokter di tengah kubangan perang yang terjadi antara Israel dan Palestina. Ia seorang Kristiani, dibesarkan oleh cerita-cerita rohani. Bagi sang penulis, Israel sedang melakukan misi tuhan, memberantas para teroris. Menjadi sebuah kenyataan bahwa ia sama sekali tak memiliki kosakata 'Palestina' dalam kamusnya.

Ia terbang dari London menuju Lebanon pada tahun 1982 sebagai seorang relawan di rumah sakit Gaza. Hari-hari yang ia lalui di tempat paling tercekam semasa hidupnya ia tumpahkan dalam buku ini. Novel ini bercerita dengan lantang, dengan bahasa medis yang tak disederhanakan, dan diksi yang tak dilebih-lebihkan. Mengenai setiap darah yang tumpah, tercecar dimana-mana. Atau seorang anak yang menangis sendirian di kamp pengungsian.
Segala tentang Palestina adalah hal baru baginya, bahkan fakta bahwa selama ini yang ia yakini sebagai teroris, adalah orang buangan dari negeri mereka sendiri.

Dan segala apa yang telah kita saksikan hari ini, mengenai darah yang sengaja ditumpahkan, dan nyawa-nyawa yang sengaja dihilangkan, telah berlangsung berpuluh tahun lamanya.
Buku ini sangat bagus dalam menarasikan perjuangan, bahkan dari seorang wanita berbeda ras dan agama sekalipun. Teman-teman bisa pinjam buku ini di aplikasi ipusnas ya.
April 17,2025
... Show More
This incredible memoir about a Singaporean exile who became a champion for the Palestinians after serving as a war doctor in the conflict zone is one of the most inspiring accounts of resilience, idealism and renewal as well as faith in action. Ang Swee Chai really should be our first Nobel laureate. #singlit #singlitftw #bookreview #bookcover #bookstagram #judreads #whatareyoureadingsg @readingnationsg
April 17,2025
... Show More
Cerita seorang doktor perubatan yang berbangsa Cina dan bukan beragama Islam di medan peperangan di Tanah Palestin. Kesah benar.
April 17,2025
... Show More
I just wish someone had warned me before - you'll be depressed, and your heart will be broken so many times as you dwell deeper into this book. Nevertheless, I would like to thank you Dr Swee Chai Ang, for this book, written by a truly remarkable woman.
April 17,2025
... Show More
From Beirut to Jerusalem.
Saya membaca edisi terjemahan Bahasa Melayu, Dari Beirut ke Jerusalem .
April 17,2025
... Show More
Most heart wrenching story..just like dr. Swee said we as the part of first world countries are the most ignorant and forgetful people...and there is absolutely no excuse for negligence...Palestinian history might be written by blood but I hope their future is filled with light ..
April 17,2025
... Show More
Pandangan sekilas saya terhadap Dari Beirut ke Jerusalem ialah ianya amat menarik untuk dihalusi dan isinya datang dari hati yang luhur oleh seorang panganut Kristian bernama Dr. Ang Swee Chai. Tambahan pula mutu terjemahan ke bahasa Melayu yang amat baik berjaya dilaksanakan oleh unit buku Harakah.
Leave a Review
You must be logged in to rate and post a review. Register an account to get started.