Community Reviews

Rating(4 / 5.0, 99 votes)
5 stars
30(30%)
4 stars
41(41%)
3 stars
28(28%)
2 stars
0(0%)
1 stars
0(0%)
99 reviews
April 17,2025
... Show More
I'm willing to admit that it's possible that other people in the world have been as in love with someone as Pablo Neruda was, but no one has ever expressed it so beautifully or ardently. With the eloquence and passion of a hundred poets, Neruda crafts lines that honor love so well that most people don't even know that love could BE so consuming or so light, so natural or so still. What Pablo Neruda does for love poetry- and for all poetry, for that matter- is a gift to the world. Muchas gracias, Senor Neruda.
April 17,2025
... Show More
Y desde entonces soy porque tú eres,
y desde entonces eres, soy y somos,
y por amor seré, serás, seremos.
❤️
April 17,2025
... Show More
در مقدمه‌ی کتاب آمده که آقای نرودا چه‌قدر در شکل‌گیری و تصحیح ساختارهای شعر اسپانیایی {و البته به‌کارگیری آن به‌عنوان یک سلاح در برابر مصائب سیاسی‌-اجتماعی} ید طولایی داشتند و برایش نوبل بردند. منی که ترجمه‌ی فارسی‌اش را می‌خوانم چه‌چیزی عایدم می‌شود؟ اصلا مترجم چه‌قدر به‌زبان فارسی مسلط و به‌زبان اسپانیایی مشرف است که بتواند درست و با زمینه‌وزمانه شعر را ترجمه کند؟ عملی‌ست عبث.
April 17,2025
... Show More
Also posted on Eva Lucias blog

Tak til Lindhardt & Ringhof for anmeldereksemplaret!

Hundrede kærlighedssonetter af Pablo Neruda er en digtsamling, som jeg har glædet mig til at læse længe. Jeg har altid hørt så meget om forfatteren, og selvom jeg ikke ved nok, så har jeg altid været fascineret, men desværre aldrig kastet mig ud i læsningen – før nu. Og det var i den grad ikke en skuffelse.

Sproget er virkelig skarpt og så rummeligt. Jeg skal prøve at forklare – det er som om det hele falder på plads og selvom der er en ufattelig dybde i digtene, så virker det hele så simpelt. Som om det hele giver mening. Jeg ville normalt synes, at tekster som Nerudas ville virke overlæssede og ”for” romantisk a la Oehlenschläger, hvor det (efter min mening) spiller på banaliteter og klicheer, men selvom det er de store følelser, den helt store kærlighed og vilde naturbeskrivelser, så spiller kærligheden og naturen sammen, går op i en højere enhed og erstatter hinanden, hvor den ene har mangler.

Det er tydeligt, at landskaber, natur og kulturen spiller ind i digtene. Man kan mærke, at den er skrevet på spansk. Tonen er anderledes, måske mere pompøst og omfavnende, men det virker. Sproget pirrer og tryllebinder én til at fortsætte sin læsning.

Da jeg læste digtsamlingen blev jeg nødt til at stoppe og holde pauser. Ikke fordi det er tung læsning, men snarere fordi der er brug for ro til refleksion og eftertænksomhed. Det er dejligt at lade digtene udfolde sig og de prikkede til mange følelser – ro, eftergivenhed og den helt store kærlighed. Jeg gad godt læse digtene på spansk og se om det føles lige sådan. Flot og smuk udgivelse af Pablo Neruda! Jeg skal helt klart læse mere.

Blog ~ Facebook ~ Instagram ~ Youtube ~ Spotify
April 17,2025
... Show More
I made these sonnets out of wood; I gave them the sound of that opaque pure substance, and that is how they should reach your ears. Walking in forests or on beaches, along hidden lakes, in latitudes sprinkled with ashes, you and I have picked up pieces of pure bark, pieces of wood subject to the comings and goings of water and the weather. Out of such softened relics, then, with hatchet and machete and pocketknife, I built up these lumber piles of love, and with fourteen boards each I built little houses, so that your eyes, which I adore and sing to, might live in them. Now that I have declared the foundations of my love, I surrender this century to you: wooden sonnets that rise only because you gave them life.
*
Whoever loved as we did? Let us hunt
for the ancient cinders of a heart that burned
and make our kisses fall one by one,
till that empty flower rises again.

Let us love the love that consumed its fruit and went
down, its image and its power, into the earth:
you and I are the light that endures,
its irrevocable delicate thorn.

Bring to that love, entombed by so much cold time,
by snow and spring, by oblivion and autumn,
the light of a new apple, light

of a freshness opened by a new wound,
like that ancient love that passes in silence
through an eternity of buried mouths.
April 17,2025
... Show More
Εξαιρετικά!Ειδικά τα ποιήματα της "νύχτας"!Δεν γίνεται να μην υπάρξει ποιήμα που να μην "σ' αγγίξει" έστω και λίγο και ας μην γνωρίζεις πολλά απο ποίηση...
April 17,2025
... Show More

أنا شعوب كثيرة وفي صوتي قوة نقية تعبر عن صمتك

ريكاردو اليسير نيفتالي رييس باسولاتو بابلو نيرود المعروف ب بابلو نيرودا





نيرودا الذي ظلمه المترجمون والنقاد العرب، حين وضع في نطاق سياسي مقفل، ثم أخرجته الحرب الباردة الثقافية من المتن الشعري ، يبدو في قصائد

الحب هذه، وكأنه وصل إلى ذروة الشعر، أي اللحظة التي يمتزج فيها الشعر بالحياة، فتصير القصيدة رغبة وليست ذاكرة رغبة، ويصير النص حقلاً من النار يخطف قارئه إلى الحلم الذي يصنعه الحب. الجسد يمتد في الأحرف والكلمات،
فالكلمات صارت كائنات حية، وصار العشق امتزاجاً للعقل بالحلم، حين يقبل العاشق أن يحترق بنار التجربة، ويواصل توغله فيها، تطلع الكلمات جديدة وكأنها حقل يشتعل بالقمح. الياس خوري
April 17,2025
... Show More
[3.5*]

Αυτός ο έντονος λυρισμός και ρομαντισμός με στοιχεία ιμπρεσιονισμού σε πολλά σημεία με κούρασαν. Έπρεπε να φτάσει το "Απόγευμα" για να μας πει ότι η Ματίλντε τον γουστάρει; Δεν θέλω να φανταστώ τι θα έγραφε άμα είχε φάει ερωτική απόρριψη από την αγαπημένη του Ματίλντε.
April 17,2025
... Show More
Review: Romantisme Total Penyair Neruda

Seandainya dulu aku sudah membaca soneta Neruda ini, mungkin perjalanan cinta pertama, (saat duduk di bangku SD), akan mulus tanpa "bertepuk sebelah tangan" sebab hanya merasakan getar-getar cinta itu tanpa sanggup mengungkapkan, apalagi lewat puisi. Kalau ada bulan, cukup dalam hati aku katakan: anu, kaulah bulanku. Kalau lagi memandang langit aku katakan: anu, cintaku padamu setinggi langit. Hanya begitu. Dalam hati saja, tanpa sanggup membahasakannya. Bila sudah mengenal soneta ini, mungkin akan kusalin salah satu bait soneta Neruda ini untuk menggombal sang pujaan:

Aku mencintai segenggam bumi yang tak lain adalah Engkau./ Sebab padang-padang rumputnya, meluas laksana planet,/ aku tak punya bintang lain. Engkaulah tiruanku/ Atas semesta yang berlipat ganda. (soneta XVI, hal.18)

Kalau sekarang aku tuliskan puisi macam ini kepada seorang gadis penggemar sinetron, dengan mutlak akan kudapatkan jawaban: lebay, lu! :-)

Begitulah, aku membayangkan Neruda menulis puisi soneta ini dengan luapan emosi jiwanya. 100 soneta ini ditulis kepada kekasih sejatinya, istrinya Matilde Urrutia. Soneta ini berupa pujian dan pujaan kepada wanita "berbibir melon" dan bertubuh "ramping bak sebutir gandum telanjang" itu. Bisa jadi beberapa kali Neruda meninggalkan jejak air mata kebahagiaan dan keharuan saat menulis puisi-soneta dalam buku ini. Bisa kubayangkan butir demi bumi airmata Neruda tergelincir dari pelupuknya sebesar bawang bombay. Hahaha. Misalnya dua bait soneta berikut:

Tembaklah sinar bulan dengan harummu/ Tutuplah semua pintu dengan rambutmu./ Hanya jangan lupa, bila aku bangun menangis/ Itu karena dalam mimpiku aku bak si anak hilang. (soneta XXI, hal.23)

Matilde, Kekasihku, tinggalkan bibirmu separuh terbuka:/ Sebab ciuman penghabisan itu akan bertahan bersamaku/ Ia masih akan mukim, selamanya, di mulutmu/ Dengan begitu ciuman itu pergi bersamaku pula, ke dalam mautku. (soneta XCCIII, hal.103)

Aku menyelesaikan membaca buku Ciuman Hujan ini kurang lebih satu jam. Semuanya bagus. Namun yang paling berkesan bagiku, tepatnya yang paling kuingat dari buku kecil ini adalah soneta XX. Aku terpikat dengan soneta ini karena ditulis dengan agak nakal, lucu, dan sarkastik; namun sublim sekaligus.

Kekasih burukku, dikau adalah berangan yang berantakan.
Jelitaku, engkau cantik bagaikan angin.
Buruk: mulutmu cukup besar buat dua mulut.
Jelita: ciuman-ciumanmu segar laksana melon-melon baru.

Buruk: di manakah kau sembunyikan payudaramu?
Mereka terlalu kecil, seperti dua buah gandum.
Aku lebih suka melihat dua bulan menyeberang dadamu,
Dua menara akbar.

Buruk: laut bahkan tak mengandung benda-benda seperti kuku-kuku jarimu.
Jelita: bunga demi bunga, bintang demi bintang, ombak demi ombak,
Kekasih, aku telah membuat daftar dari tubuhmu:

Kekasih burukku, aku mencintai pinggang emasmu;
Jelitaku, aku mencintai kerut di dahimu.
Sayangku: aku mencintai kebeninganmu, kegelapanmu.


Awalnya aku berpikir: bahwa seorang penyair besar juga manusia biasa, yang kerap membuat dikotomi. Sempat kubayangkan "si buruk" untuk istri yang diceraikannya, mungkin Maryka Antonietta Hagenaar Vogelzang atau Delia Del Carril; sedangkan "si jelita" adalah istri barunya: Matilde, si penyanyi Chile yang merawat Neruda pada waktu sakit saat lawatannya ke Meksiko tahun 1945. (Kehidupan cinta Neruda ini juga memperkuat dugaanku: bahwa "lelaki besar" kerap bermasalah dengan cinta yang tak satu! hahaha.)

Namun aku sudah berubah pikiran saat sampai baris terakhir soneta ini. Sayangku: aku mencintai kebeninganmu, keburukanmu,. Seperti yang kerap kita dengar: bahwa mencintai itu berarti menerima kebaikan dan keburukan, kelebihan sekaligus kekurangan si pasangan. Kira-kira itu yang kutangkap dari soneta ini.

***
Pablo Neruda adalah penyair Komunis dari belahan dunia ketiga, tepatnya dari Chile. Buku kumpulan Soneta ini mempunyai judul asli Cien sonetos de Amor, yang kemudian disulih ole Tia Setiadi ke dalam bahasa indonesia berjudul Ciuman Hujan: Seratus Soneta Cinta. Buku ini diterjemahkan dari sumber kedua yaitu bahasa Inggris: 100 Love Sonnets, yang diterjemahkan Stephen Tapscott.

Penyair Neruda sangat disegani oleh sastrawan dan penyair kelas dunia. Konon, filsuf-sastrawan Jean Paul Sartre menolak menerima 'anugerah' Hadiah Nobel pada tahun 1964, salah satunya, karena alasan Pablo Neruda. Menurut Sartre, penyair Pablo Neruda yang lebih pantas untuk mendapatkan Nobel itu. Baru 7 tahun kemudian, 1971, Neruda mendapatkan hadiah paling mahal dan bergengsi itu. Bahkan novelis, juga pemenang Hadiah Nobel, Gabriel Garcia Marquez menganggap bahwa Neruda adalah penyair terbesar abad ke-20.

Gaya kepenyairan Neruda dalam soneta ini bisa dimasukkan ke dalam genre gaya romantik. Gaya romantik dicirikan bahwa penyair identik dengan puisi yang ditulisnya. Sedang bagi Sapardi, yang tidak suka gaya romantik itu, penyair itu hanya medium/ perantara lahirnya sajak sebagai "nurani alam". Penyair romantik menempatkan puisi sebagai ungkapan perasaan dan emosi paling individual, namun bukan yang paling mendalam. Secara sederhana, Sapardi melihat kaum romantik kurang mengontrol diri. Bagi kritikus lain mengatakan soneta ini tidak berpublik.

Namun aku tidak berpikir demikian. Tepatnya, aku tak peduli kritikan itu. Meski pun ada beberapa tampilan melankolis-genital-individual, bagiku itu cara menerobos kepenuhan diri juga. Dan aku menikmati kumpulan buku ini. Maka, bila ditanya, lebih bagus mana antara puisi klasik-romantik dan puisi kontemporer? Aku tak mau membuat dikotomi. Cukup kukatakan bahwa keduanya sama-sama menarik. Menarik untuk dikaji dan diappresiasi.

***
Tia Setiadi, penerjemah dan penyulih buku ini, menurutku telah berhasil menghadirkan buku ini. Meski ada beberapa cacat kecil dalam penggarapan penerjemahan buku ini. Pertama, buku ini diterjemahkan dari sumber kedua: bahasa Inggris. Idealnya diterjemahkan dari bahasa aslinya yang bahasa Spanyol. Namun karena bahasa Inggrisku pas-pasan, dan bahasa Spanyol tak kumengerti, aku tak mau mengoceh lebih jauh hehehe. Kedua, seperti ditulis Ronny Agustinus, ada satu kata yang tak masuk akal seperti "mawar-bergaram". Padahal frase ini sepertinya ingin mengatakan rosa de sal yang akrab disebut "mawar jepang" bagi penggemar bebungaan. Ketiga, kesalahan pengetikan pada beberapa kata - mengamini Rony - antara lain; Sarte harusnya Sartre, Robert Prost harusnya Robert Frost, gangang harusnya ganggang.

Meski pun demikian, kehadiran soneta Neruda ini sudah menambah khazanah perpuisian di negeri ini. Karena itu layaklah kita sambut kehadiran puisi terjemahan ini. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari Ciuman Hujan ini, yang aku lihat sebagai: Romantisme total Penyair Neruda.***


PS:

1. Buku ini layak dibaca para lelaki jomblo yang cintanya selalu ditolak: 100 soneta ini bisa jadi referensi yang baik untuk tahu cara menggombal lebih dahsyat; pada para perempuan yang senang digombal juga bisa mencoba gombalan a la Neruda ini. Juga bagi mereka yang nyaris gila karena putus cinta; pergilah kebawah pohon rindang, bacakanlah soneta-soneta ini dengan air mata sebesar-besar bawang bombay. Hahaha.

2. Muchas gracias Juan Pablo Agung yang mengirimkan buku ini. Seandainya kau perempuan, dan menginginkannya; jangankan ciuman hujan, ciuman gunung berapi pun akan kuberikan padamu. hahaha
April 17,2025
... Show More
Пабло Неруда е невероятен поет. Четейки поезията му ние разцъфтяваме от любовта между редовете, както пролетта кара черешите да го правят.
April 17,2025
... Show More
Sudah sering saya dengar narasi Neruda yang mendunia. Namun, baru kali ini saya tuntaskan (edisi GPU).
Saya suka. Enak dibaca perlahan saat menunggu senja masuk ke peraduan. Menyesap teh hangat dan beberapa kerat kue. Dan saya janji, saya akan menghadiahkan buku ini atau membacakan beberapa soneta untuk yang Terkasih. (Tapi kapan saya tidak bisa janji)
Leave a Review
You must be logged in to rate and post a review. Register an account to get started.