...
Show More
Buku ini benar-benar membuka mata saya. Banyak hal baru yang saya pelajari. Paling utama tentu saja aspek ekonomi globalisasi, yaitu ekonomi makro dunia. Baru tahu begitu cara bekerja dunia keuangan global.
Tapi Stiglitz tidak hanya bicara ekonomi. Dia juga mengajak kita diskusi aspek global dari keadaan di dunia ini, dimulai dari dua polarisasi forum global, Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss; dan Forum Sosial Dunia, di Mumbai, India. Dua kubu ini membahas efek globalisasi dari dua titik pandang yang berbeda. Yang pertama dari sisi menurut dunia maju. Yang kedua dari sisi dunia berkembang dan miskin.
Buku ini dibagi 10 bab. Stiglitz mengurai dan mengenalkan masalah-masalah yang dihadapi di dunia yang semakin terhubung ini. Dari situ ia mulai mengajak kita berdiskusi ke beberapa aspek, seperti dunia paten, sumber daya alam, pemanasan global, pengaruh perusahaan multinasional yang kadang lebih dari negara pengaruhnya ke seluruh dunia, beban utang.
Selain mengungkap masalah dan asal muasal ketimpangan dalam globalisasi. Stiglitz juga menyajikan rumusan obat yang terperinci dan menggugah intelektual karena ia sendiri pernah menjabat posisi penting di Bank Dunia serta menjadi penasihat ekonomi pemerintah Amerika Serikat di era Presiden Clinton. Ia juga penerima Hadiah Nobel Ekonomi.
Stiglitz tahu masalah globalisasi. Kadang kebijakan ekonomi dan politik negara sebuah negara seperti AS seringkali justru menimbulkan ketimpangan yang tidak memperhatikan aspek keadilan dan kepatutan, terutama dengan kepentingan negara berkembang. Usulannya tentang mata uang netral sebagai penyangga keuangan global sangat menarik. Ia juga menyajikan satu bab terakhir sebagai rumusan ketimpangan demokrasi, yang dianggapnya dalam notasi ekonomo sebagai defisit dan surplus, sehingga harapannya setiap negara bisa menghargai demokrasi yang semakin global ini. Seperti Amerika Serikat yang mengkapanyekan penegakan demokrasi ke seluruh dunia, tapi di sisi lain mereka membuat penjara khusus yang melanggar HAM, bisa dianggap mengakibatkan defisit demokrasi bagi mereka sendiri.
Buku yang menarik untuk menutup tahun lalu dan membuka tahun baru. Setelah berkutat dengan teori mikro, keuangan perusahaan, dan sebagainya. Dengan membaca buku ini membuka mata dan perspektif saya, dunia sesungguhnya entitas-entitas besar dari miniatur perusahaan, bila dibayangkan seperti itu. Tapi membayangkan sebuah perusahaan multinasional penghasilannya bisa mengalahkan total GDP dari negara-negara di sebuah, sungguh menggugah perasaan kita. Apalagi bila tingkah polah entitas besar itu bisa mengakibat akibat buruk di sisi dunia lain, yang dulu tidak akan kita bayangkan.
Selamat tahun baru.
Tapi Stiglitz tidak hanya bicara ekonomi. Dia juga mengajak kita diskusi aspek global dari keadaan di dunia ini, dimulai dari dua polarisasi forum global, Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss; dan Forum Sosial Dunia, di Mumbai, India. Dua kubu ini membahas efek globalisasi dari dua titik pandang yang berbeda. Yang pertama dari sisi menurut dunia maju. Yang kedua dari sisi dunia berkembang dan miskin.
Buku ini dibagi 10 bab. Stiglitz mengurai dan mengenalkan masalah-masalah yang dihadapi di dunia yang semakin terhubung ini. Dari situ ia mulai mengajak kita berdiskusi ke beberapa aspek, seperti dunia paten, sumber daya alam, pemanasan global, pengaruh perusahaan multinasional yang kadang lebih dari negara pengaruhnya ke seluruh dunia, beban utang.
Selain mengungkap masalah dan asal muasal ketimpangan dalam globalisasi. Stiglitz juga menyajikan rumusan obat yang terperinci dan menggugah intelektual karena ia sendiri pernah menjabat posisi penting di Bank Dunia serta menjadi penasihat ekonomi pemerintah Amerika Serikat di era Presiden Clinton. Ia juga penerima Hadiah Nobel Ekonomi.
Stiglitz tahu masalah globalisasi. Kadang kebijakan ekonomi dan politik negara sebuah negara seperti AS seringkali justru menimbulkan ketimpangan yang tidak memperhatikan aspek keadilan dan kepatutan, terutama dengan kepentingan negara berkembang. Usulannya tentang mata uang netral sebagai penyangga keuangan global sangat menarik. Ia juga menyajikan satu bab terakhir sebagai rumusan ketimpangan demokrasi, yang dianggapnya dalam notasi ekonomo sebagai defisit dan surplus, sehingga harapannya setiap negara bisa menghargai demokrasi yang semakin global ini. Seperti Amerika Serikat yang mengkapanyekan penegakan demokrasi ke seluruh dunia, tapi di sisi lain mereka membuat penjara khusus yang melanggar HAM, bisa dianggap mengakibatkan defisit demokrasi bagi mereka sendiri.
Buku yang menarik untuk menutup tahun lalu dan membuka tahun baru. Setelah berkutat dengan teori mikro, keuangan perusahaan, dan sebagainya. Dengan membaca buku ini membuka mata dan perspektif saya, dunia sesungguhnya entitas-entitas besar dari miniatur perusahaan, bila dibayangkan seperti itu. Tapi membayangkan sebuah perusahaan multinasional penghasilannya bisa mengalahkan total GDP dari negara-negara di sebuah, sungguh menggugah perasaan kita. Apalagi bila tingkah polah entitas besar itu bisa mengakibat akibat buruk di sisi dunia lain, yang dulu tidak akan kita bayangkan.
Selamat tahun baru.