Community Reviews

Rating(4.1 / 5.0, 19 votes)
5 stars
6(32%)
4 stars
9(47%)
3 stars
4(21%)
2 stars
0(0%)
1 stars
0(0%)
19 reviews
April 17,2025
... Show More
I read this years ago and just read it gain. Carter offers practical advice and then illustrates with concrete, funny examples from real comics. Her approach is very consistent with that of a comedy workshop I am taking. Highly recommended, timeless advice and a quick read. Published in 1989 but not dated at all.
April 17,2025
... Show More
It has taught me a lot about stand up comedy. This book is actually published in 1989, but I think people can still learn things from it. I really enjoyed reading it.
April 17,2025
... Show More
i mean, it was ok. same author as comedy bible, but this one is a little dumbed down. a lot more writing prompts.
April 17,2025
... Show More
Yes, I read this because Darren LaCroix recommended it. Toastmasters have heard the recommendation for years. Judy Carter's book is instrumental to stepping up one's speaking. At least that is what was sold.

To be fair, this did seem like advice Toastmasters receive: slow down, be confident, practice, connect with the audience, etc.

I imagine comedians laugh at this book. It goes over how to go from nothing to hiring agents, getting on television, etc. All in one book. Awesome!

My biggest issue is that the book was short . . . really short. It capped out at 70%. Really? The rest were appendices.

Pfft . . .

Some of the activities that the reader completes are helpful.
April 17,2025
... Show More
Buku ini adalah salah satu rujukan dalam n  Buku Besar Stand-Up Komedi Indonesian Ramon Papana (RP). Malah tampaknya sebagian besar materi dalam bukunya RP diambil dari buku ini. Dalam buku ini, penjelasannya lebih terperinci malah sampai ke langkah-demi-langkah dalam bentuk workshop di tiap akhir materi.

Dalam bukunya, RP sudah pasti menyesuaikan materi yang diambilnya dari buku ini dengan keadaan di Indonesia dan sepertinya juga menurut pengalamannya sendiri. Ada perbedaan-perbedaan, di antaranya RP mengimbau agar menulis joke sedang buku ini menyarankan agar langsung praktik ngomong (atau merekam ide) di tape recorder. Stand up comedy bukan sekadar susunan kata-kata melainkan juga cara kita menyampaikannya yang salah satunya dengan suara. Tujuannya adalah performing, not writing a leisure reading. RP menekankan pentingnya latihan, sedang buku ini cenderung kepada mengandalkan intuisi.

Bagi saya pribadi yang bukannya hendak berkarier di dunia stand up comedy, buku ini tidak untuk diterapkan secara sistematis tetapi tiap tool-nya dapat dimanfaatkan terus-menerus sebagai template untuk mengembangkan tema/karakter/premis tertentu sesuai dengan keperluan--macam struktur tiga babak ketika hendak merumuskan alur cerita lah. Agaknya saya sedang "haus akan struktur" *uhuk. Teknik-teknik menyusun materi stand up comedy memberitahukan cara membentuk pola kalimat yang kreatif, bahkan juga jujur (personal, truthful), sopan santun (clean), dan menarik (punching), sebagaimana dalam pengajaran gaya bahasa menurut Gorys Keraf. Set-list (atau kumpulan joke yang disampaikan dalam satu penampilan) pun sesungguhnya memiliki suatu "struktur dramatik", di mana comic mesti dapat meningkatkan keintiman dengan audiens. Bab yang paling berguna adalah bab dua dan bab tiga. Namun bab-bab selainnya juga sebetulnya berguna karena menyampaikan teknik-teknik berkomunikasi secara umum.

Saya merasa tidak hendak membaca buku petunjuk stand up comedy lainnya hingga teknik-teknik dalam buku ini sudah saya praktikkan dan kuasai (halah cuih). Namun saya masih penasaran dengan contoh materi stand up comedy dalam negeri. Contoh-contoh dalam buku ini ada yang kena, ada yang enggak--bisa jadi karena saya tidak memahami konteksnya, bisa juga disebabkan oleh kosakata bahasa Inggris saya yang terbatas. Di buku RP, contoh materinya ada yang diambil dari buku ini, ada pula yang buatannya sendiri tetapi tidak kena buat saya.

Sementara saya masih memandang stand up comedy secara ironis. Labelnya comedy, tetapi salah satu tipsnya adalah don't try to be funny. Menurut pengalaman saya sependek ini, apa pun yang dilabeli dengan "humor" atau "komedi" atau apalah yang semacam itu biasanya justru tidak lucu. Seandainya saya menghadiri pertunjukan stand up comedy secara live, sepertinya saya akan menjadi si penonton di bangku paling belakang yang pasang muka datar sepanjang waktu sampai-sampai bikin si comic cemberut begitu turun panggung. Atau, saya dapat terus mengeksplorasi contoh materi stand up comedy sampai menemukan yang kena buat saya.
April 17,2025
... Show More
Quick and easy read have really helped shape some of my comic writing. highly recommend.
Leave a Review
You must be logged in to rate and post a review. Register an account to get started.